Jumat, 15 Mei 2009

Mari kita mengenal Pantai...











A. Pantai Laguna

Laguna (atau lagoon dalam bahasa Inggris) adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Jadi, air yang tertutup di belakang gugusan karang (barrier reef) atau pulau-pulau atau didalam atol disebut laguna. Istilah lagoon dalam bahasa Inggris dimulai tahun 1769. Diadaptasi dari laguna Venesia (cf Latin lacuna, 'ruang kosong'), yang secara khusus menunjuk ke pembatas Venesia, tanah pembendung air laut, yang melindungi dari Laut Adriatik dengan pantai penghalang Lido (lihat Laguna Venesia).
Laguna menunjuk ke laguna pantai yang terbentuk oleh pasir atau karang di pantai yang dangkal dan laguna atol yang terbentuk dari pertumbuhan terumbu karang. Dari bahasa Inggris inilah kata laguna dalam bahasa Indonesia berasal.Di Meksiko kadang penggunaan "laguna", yang juga diterjemahkan sebagai "lagoon", digunakan untuk menunjukkan danau, sebagaimana Laguna Catemaco.

B. Pantai lurus dan panjang dari pesisir datar
Pantai tepian samudra dengan agitasi kuat gelombang serta memiliki sejumlah muara sungai kecil berjajar padanya dengan asupan sedimen, dapat membentuk garis lurus dan panjang pantai berpasir. Erosi terjadi bila terjadi ketidak seimbangan lereng dasar perairan dan asupan sedimen. Pesisir datar hingga landai menempati bagian mintakat kraton stabil atau cekungan belakang. Absennya gejala geologi berupa pengangkatan dan perlipatan atau volkanisme, pembentukan pantai dikendalikan oleh proses eksogen cuaca dan hidrologi.

C. Pantai curam singkapan batuan
Jenis pantai ini umumnya ditemukan di pesisir yang menghadap laut lepas dan merupakan bagian jalur tunjaman/tumbukan, berupa pantai curam singkapan batuan volkanik, terobosan, malihan atau sedimen. Jenis pantai ditemukan pantai barat Sumatra, Pulau Simeuleule hingga Enggano, Pantai Selatan Jawa, Nusa Dua-Bali, Pantai selatan Lombok - Flores, Sumba, Sabu, Rote, Timor, Solor - Wetar, Pantai timur Tanimbar, Pantai utara Ceram Irian Jaya


D. Pantai berbukit dan tebing terjal
Bentang pantai ini ditemukan di berbagai mintakat berbeda, yaitu di jalur tumbukan/tunjaman, jalur volkanik, pulau-pulau sisa tinggian di paparan tepi kontinen, jalur busur luar atau jalur tektonik geser. Batuan keras yang terkerat patahan dan rekahan umun dijumpai di kawasan yang gejala tektoniknya kuat. Batuan terobosan atau bekuan tufa dapat membentuk tebing terjal di pantai pulau volkanik. Di kawasan dengan proses pengangkatan dan pelipatan, kecuraman lereng pantai atau bukit adakalanya tergantung arah lipatan dan kemiringan perlapisan dan kekerasan maupun kestabilan batuannya. Terjalnya tebing pantai dan kuatnya agitasi gelombang meniadakan peluang terumbu karang tumbuh, demikian halnya dengan bakau. Tutupan tumbuhan masih mampu tumbuh di lapukan batuan, terutama di kawasan dengan curah hujan memadai

E. Pantai Erosi
Terjadinya erosi terhadap pantai disebabkan oleh adanya: batuan atau endapan yang mudah tererosi, agen erosi berupa air oleh berbagai bentuk gerak air. Gerak air dalam hal ini bisa berupa arus yang mengikis endapan atau agitasi gelombang yang menyebabkan abrasi pada batuan. Erosi tidak hanya berlangsung di permukaan, namun juga yang terjadi di permukaan sedimen dasar perairan.
Erosi maksimum terjadi bila enersi dari agen erosi mencapai titik paling lemah materi tererosi. Pada sedimen lepas di pantai, arus sejajar pantai oleh adanya gelombang atau arus pasang surut sudah mampu menjadi penyebab erosi. Erosi yang terjadi pada dasar perairan akan mengubah lereng yang berdampak pada perubahan posisi jatuhnya enersi gelombang pada pantai. Berikutnya, agitasi gelombang dapat merusak titik terlemah dari apapun yang ditemukan dengan enersi maksimal. Pencapaian titik terlemah dapat terjadi bila saat badai dengan gelombang kuat terjadi bersamaan dengan posisi paras muka laut jatuh pada sisi paling lemah, yaitu permukaan rataan pasir pantai. Erosi diperparah bila sedimen sungai yang menjadi penyeimbang tidak cukup mengganti sedimen yang tererosi.
Jenis pantai dengan ancaman seperti ini terdapat di pesisir barat Sumatra, selatan Jawa dan beberapa tempat yang menghadap perairan dengan agitasi gelombang kuat.
Pada tebing pantai batuan keras, abrasi terjadi pula namun memerlukan waktu lama untuk menghasilkan dampak yang terlihat. Takik pada batuan di ketinggian tertentu diakibatkan kerjaan abrasi ini, bila takik terlalu dalam dan beban tidak dapat tertahan lagi, bagian atas tebing runtuh. Pada beberapa kejadian, takik juga dipercepat dalamnya oleh kegiatan pelubangan biota.

F. Pantai akresi:
Proses akresi terjadi di pesisir yang menerima asupan sedimen lebih dari jumlah yang kemudian dierosi oleh laut. Dengan demikian, akresi merupakan kebalikan dari proses erosi. Keseimbangan yang menyebabkan dua proses tersebut berlangsung bergantian adalah kondisi: berubahnya paras muka laut, perubahan enersi agen erosi, perubahan jumlah sedimen yang tersedia, dan lereng dari dasar perairan. Akresi pantai oleh sedimen halus sering diikuti tumbuhnya bakau yang berfungsi kemudian sebagai penguat endapan baru dari erosi atau longsor. Kecepatan akresi di beberapa pantai dikendalikan oleh intensifnya sedimentasi hasil erosi di hulu.

G. Pantai kering batu gamping
Di kawasan dengan curah hujan tahunan tipis, lembah dalam sungai mengiris perbukitan undak pantai dengan aliran air hanya saat hujan tiba. Akresi pantai hanya terjadi oleh terangkatnya rataan terumbu membentuk undak pantai baru. Sedimen hasil rombakan terumbu karang terakumulasi di bagian cerukan pantai atau pantai landai membentuk paparan datar. Terbatasnya suplai air tawar dan sedimen sungai menyebabkan perairan terjaga bersih, namun membatasi bakau di periaran yang memperoleh air tawar dari sungai yang lebih teratur aliran air tawarnya. Pantai kering dapat terbentuk pulau dari batuan volkanik di kawasan bercurah hujan rendah. Jatuhan batu di tebing sering menandai jenis pantai ini.

H. Pantai berpasir

Secara umum kita dapat membagi kawasan pantai berpasir sebagai kawasan pasang surut karena sangat dipengaruhi oleh pola naik dan surutnya air laut kedalam tiga zona yang merupakan pemilahan dari pola pergerakan pasang surut dan hempasan riak gelombang yang dinamis tersebut. Zona pertama merupakan daerah diatas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah tersebut (supratidal), Zona kedua merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal) dan zona ketiga adalah batas bawah dari surut terendah garis permukaan laut (subtidal).
Pada kawasan yang lebih rendah yang terus dibasahi oleh air laut saat pasang adalah zona intertidal yang lebih "nyaman" bagi beberapa hewan kecil yang bergerak lincah. Kawasan ini sesekali terendam oleh air saat pasang dan sesekali terjemur oleh teriknya matahari saat surut.

I.Pantai Fyord
Pantai Fyord merupakan pantai yang berbentuk seperti huruf U, hal tersebut diakibatkan karena adanya es yang mencair atau yang kita sebut adalah gletser.

J.Pantai Estuari

Estuari lebar menandai muara dengan tutupan tebal bakau. Bagian pesisir dalam ditandai dataran rawa atau lahan basah. Sedimentasi kuat terjadi di perairan bila di hulu mengalami erosi. Progradasi pantai atau pembentukan delta sangat lazim. Kompaksi sedimen diiringi penurunan permukaan tanah, sementara air tanah tawar sulit ditemukan.
Estuari dan paparan intertidalnya:
Pasang naik dan pasang surut tinggi membentuk estuari, namun meninggalkan juga endapan lumpur luas yang tebal namun muncul saat surut. Rataan ini merupakan habitat subur bagi jenis kerang-kerangan (bivalve)


Sumber :

http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_132/images/fiord.jpg
http://gallery.dakota23.com/blog/Lombok_selatan.jpg
http://images.google.com/imgres
http://id.wikipedia.org/wiki/Laguna
http://www.limosatyourservice.net/page5.html
http://www.wisataparlemen.com/front/index2.php?option=com_
http://amaliaonearth.files.wordpress.com/2008/11/batu-hijau-112008-032-copy-rev-1.jpg
http://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/01/24/f4/2b/beach-erosion.jpg
http://www.geocities.com/shddin/Pantai_Jogja/pjv11par.jpg
http://sim.nilim.go.jp/GE/SEMI3/PROSIDING/01-WAHYU.doc
http://www.potlot-adventure.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar